Assalamu’alaikum…
Eghem… Sebenarnya sudah sangat ingin saya menyelesaikan
tulisan lanjutan mengenai artikel ini menyambung dari artikel yang pertama
dengan tema dan cerita yang masih sama, yaitu mengangkat cerita tentang sebuah
pulau yang masih terisolir kondisinya terutama di bidang pendidikan yang jadi
fokus utama dalam tulisan saya kali ini. Namun, karena kesibukan lain yang
lumayan menguras banyak fikiran dan tenaga sehingga baru terealisasi sekarang, hehehe.
Baiklah, cerita berlanjut ketika saya dan teman teman Rumah
Baca Asma Nadia Lampung lainnya melanjutkan perjalanan menyusuri pulau
tersebut, pemandangan yang terlihat disana ialah banyaknya pepohonan kelapa
yang menjadi mayoritas disana, dan rumah penduduk yang rata-rata
hanya terbuat dari geribik atau anyaman bambu, suasananya pun sepi senyap
seperti tak berpenghuni, tak heran karena memang pulau ini memang minim sekali
fasilitas fasilitas yang membangun, ditambah lagi penduduknya yang sedikit dan kebanyakan
pergi melaut untuk mencari nafkah, karena bagi mereka lautlah sumber rezeki
mereka, jadi tak heran jika suasana disana amatlah sepi.
Namun hal itu bukan penghalang untuk sedikit berbagi ilmu
disana, langkah awal kami mengunjungi tempat yang katanya sempat dijadikan
tempat belajar bagi anak-anak, dulu… Ketika masih ada guru yang mengajar
disana, anak-anak sangat antusias sekali untuk belajar, itu terlihat dari
banyaknya buku-buku dan alat-alat tulis
yang tersedia, papan tulis yang tulisannya belum terhapus bekas dipakai belajar,
dan juga buku-buku pelajaran yang masih berada diatas meja. Namun karena sudah
lama tempat itu vakum dari dunia pembelajaran sehingga kondisinya sudah berubah
menjadi tempat yang kotor, berdebu, dan berantakan sekali, bahkan sempat
dijadikan gudang dan kandang kambing bagi penduduk setempat, dan kami pun
berinisiatif untuk sedikit merapikan tempat tersebut.
Singkat cerita, kami melanjutkan aktifitas setelah
membantu merapikan tempat belajar dan sempat sempatnya mencari kelapa muda dan
sedikit merepotkan penduduk disana untuk membantu mencarikan, hehe… Karena
sangat disayangkan jika sudah sampai disana dan tidak mencicipi kelapa muda
yang melimpah ditambah lagi teriknya panas di dekat pantai sehingga godaan kelapa
muda sangatlah terasa disana… hahaha.
Halaman gedung belajar pun kami jadikan tempat untuk
aktifitas selanjutnya, tujuannya supaya belajar lebih menyenangkan dan dekat
dengan alam. Rangkaian pembelajaran disajikan dengan segenap kemampuan kami,
mulai dari membaca buku bersama, bercerita, games, bernyanyi, dsb. Anak-anak yang
mayoritas masih berumur 5-12 tahun sangatlah antusias ketika kami mengajak
belajar bersama, tak sedikitpun terlihat dari wajah mereka untuk enggan
belajar, mereka sangatlah bersemangat !!! Tak percuma kami rasakan jauh-jauh
menyeberangi laut untuk datang ke pulau itu, kepuasan batin dan senangnya hati
ketika melihat anak-anak itu bisa tertawa dan belajar bersama... Menyenangkan hati bisa pergi kesana kawan, bahagia itu sederhana ya J
Sampai suatu ketika sesi pengenalan, masih sangat terekam
jelas di benak saya ketika anak-anak tersebut mengenalkan nama mereka
masing-masing, umur, hobi, dan cita-cita, cita-cita mereka sangatlah
beragam, mulai ingin jadi pilot, dokter, guru, dll, sempat saya dan kawan-kawan
tergelak tertawa ketika salah satu anak menyampaikan cita-citanya, yaitu
menjadi orang kaya, hahaha cita-cita yang simple oleh anak yang masih berusia 5
tahun tetapi berhasil membuat kami tertawa lepas :D
Dan satu hal yang masih terekam jelas di benak saya sampai
sekarang dan semakin terkagum kagum dengan anak-anak tersebut adalah ketika
salah seorang gadis kecil yang dengan kesederhanannya dan tak muluk muluk
menyampaikan cita citanya menjadi seorang guru ngaji, tak pernah
sekalipun saya selama 21 tahun ketika itu mendengar ada anak yang bercita-cita
ingin menjadi seorang guru ngaji, profesi yang menurut saya mungkin sekarang
terbilang sangat jarang ada yang menginginkan, tapi anak itu dengan sederhanya
dan jelas mengatakan bahwa ia ingin menjadi seorang guru ngaji, ketika banyak
orang di luar sana berlomba-lomba untuk menjadi yang tertinggi dengan puncak
jabatan atau profesi yang selangit, tapi berbeda dengan anak itu… Yang dengan
polosnya hanya ingin menjadi seorang guru ngaji di pulau yang ia tempati,
sungguh mulia hatimu hei gadis kecil J,
lagi lagi kalian berhasil memberikan saya kejutan hei anak-anak luar biasa,
terima kasih banyak, terima kasih untuk ilmu yang lebih dari berharga J, dan perjalanan hari itu
pun kami tutup dengan perasaan riang gembira dibalut dengan alunan lagu cilik
yang dinyanyikan bersama J
Mana satu... Mana
satu…
Yang ini… Yang ini…
***
Dadah sampai jumpa…
Dadah sampai jumpa…
Bertepuk… Bertepuk…
See you next time guys {}
“ Siapa yang keluar mencari ilmu dan ia berniat akan
mengamalkan dengan ilmunya niscaya ilmunya memberi manfaat akan dia, walaupun
hanya sedikit ilmu yang dicapainya “
(Abul Hasan al-Waa’izh)