Hai semua, apa kabar nih? Sudah lama saya tidak menjumpai
artikel saya ini, semoga para fans saya engga pada ngilang ya? #loh?emang ada?
:D hehehe, narsis dikit ga pa pa ya?
Oke, kali ini gw akan ngebahas mengenai penelitian yang
menakjubkan menurut gw, karena apa? Karena menurut gw research ini sangat
berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia bahkan se-dunia (shailaaaaa). Oke,
kali ini serius, kenapa gw bisa bilang ini sangat berpengaruh bagi kelangsungan
hidup manusia? Alasannya adalah kita tau sekarang bahwa energi semakin menipis, bukan hanya di
Indonesia saja yang mengalami krisis energi ini, tetapi seluruh dunia pun
mengalami hal yang sama, ini dikarenakan semakin menipisnya ketersediaan minyak
mentah di bumi. Nah, penelitian kali ini yang dilakukan oleh salah satu orang
yang berpengaruh di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kota Madiun ini
melakukan sebuah research mengenai pengkonversian kembali ke asal semula minyak
mentah yang telah diubah menjadi polimer sebelumnya, menarik bukan? Peraih gelar
master Mekatronika Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya ini memanfaatkan limbah-limbah plastik yang telah tidak
terpakai lagi di tempat pembuangan sampah maupun di lingkungan sekitar, bayangkan
apabila seluruh sampah polimer di seluruh dunia dapat dikonversi menjadi minyak
bahan bakar kembali? Tentu dunia tidak akan kesulitan lagi mencari energi
alternatif bukan? Karena bahan yang sudah tidak terpakai lagi ini dapat di
recycle atau di daur ulang menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat bagi manusia,
menarik bukan? Oke, langsung saja kita sidak!
Sekarang gw akan mencoba sedikit menjelaskan mengenai
peneltian yang sangat impressive menurut gw, oke dimulai dengan apa itu
hidrokarbon? Kenapa hidrokarbon? Yah sudah tentu saja karena artikel erat
sekali dengan hidrokarbon. Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari unsur
karbon (C) dan hidrogen (H) yang membentuk sebuah rantai karbon yang berikatan
dengan hidrogen. Bensin, solar, dan minyak tanah merupakan salah satu
hidrokarbon rantai pendek dan rantai panjang (premium > pendek = C6-C10,
minyak tanah dan solar > panjang = C11–C15 ; minyak tanah dan C16-C20 ;
solar). Ketiga jenis hidrokarbon itulah yang telah dihasilkan dari penelitian
Bapak Tri Handoko ini, yang tentu saja ketiga jenis bahan bakar inilah yang
paling umum digunakan masyarakat, sangat mengesankan bagi saya tentunya. Penelitian
beliau menghabiskan dana sekitar 50 juta untuk perancangan alat pemroses dan
bahan baku. Untuk bahan baku sendiri sangat berpengaruh untuk hasil yang
didapatkan, jadi semakin bersih dan bagus kualitas polimer, maka akan semakin
bagus pula minyak yang dihasilkan.
Untuk segi pemrosesannya, pembuatan bahan bakar ini
menggunakan konsep distilasi kering atau disebut dengan pirolisis, untuk
distilasi sendiri dilakukan pada saat minyak mentah sudah didapatkan dari
pembakaran polimer-polimer tersebut, pembakaran polimer-polimer ini dapat
dengan cara dibakar langsung di dalam tangki reaktor pembakar yang bahan bakarnya
bisa dari kayu bekas maupun gas elpiji sehingga terjadi perengkahan molekul
polimer menjadi molekul-molekul yang lebih pendek, yang kemudian uap yang
dihasilkan dari pembakaran ini dikondensasikan sehingga menjadi cair kembali,
cairan hasil kondensasi inilah yang disebut dengan minyak mentah, yang kemudian
bahan bakar minyak dapat dihasilkan melalui distilasi terhadap minyak mentah
tersebut, konsep distilasi sudah tau kan teman teman? Yap sudah saya bahas di
artikel sebelumnya yang berjudul DISTILASI, monggo dibaca :D, jadi bahan bakar-bahan
bakar ini didapatkan dengan cara memisahkan komponen-komponen minyak mentah ini
berdasarkan titik didihnya dengan cara pemanasan. Jadi terdapat dua kondensor
dan dua tangki tempat penyimpanan hasil kedua bahan bakar ini. Pada proses
akhir, diperlukan refinery, hal ini ditujukan supaya minyak yang dihasilkan siap
pakai, refinery dilakukan dengan cara mencuci, penambahan aditif, mereduksi
kandungan gum atau zat beracun, dan mengklasifikasikan atau mengelompokkan
berdasarkan panjang rantai hidrokarbon. Untuk
satu kg limbah plastik didapatkan satu liter minyak mentah yang kemudian
apabila telah diolah menjadi premium atau solar tersisa 0,8-0,9 liter, banyak
bukan?
Berikut gambar alat sederhana pemrosesan polimer menjadi
minyak mentah ini :
Oke, mari kita dukung para peneliti-peneliti di Indonesia,
sudah terlihat bukan? Betapa besar potensi Indonesia yang akan dan dimiliki
sekarang? Amin. Untuk itu kita sebagai pemuda harus terus berinovasi, dan terus
berkarya, karena ilmu itu tidak akan habis sepanjang massa, dan tidak akan
habis pula manfaatnya sepanjang massa, bahkan akan semakin besar apabila kita
bisa terus menggalinya dan mengamalkannya :) ,
SEMANGAT!
Yg nulis blog temukan ssuatu jg dng,pnelitian ap kek yg spektakuler,huahahhaa, sy dukung 99,99% dah!
BalasHapustanggung amat -___-
BalasHapusKrn ksempurnaan hny milik Allah
BalasHapusya ga gtu jg kalik -_-, itu kan pemberian motivasi, bkan kodrat, ngasi org ya jgn tanggung2 lha -_-
BalasHapusLo ini kalo kt pepatah,meski gua ga tw pptah dr siapa,gni bunyinya d ksh hati minta jantung, ywdh biar adil gini aj,gua ksh lo 0,01.. lo sediain 99,99 nya
BalasHapusDhodhol bner lah -_-
BalasHapusHuahhahaha dodol lo alay
BalasHapus